Kamis, 24 Oktober 2013


Pertanyaan-pertanyaan mendasar dalam epistemologi filsafat


Epistemologi adalah bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan keshahihan pengetahuan. Jadi objek material epistemologi adalah pengetahuan dan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan itu. Jadi sistematika penulisan epistemologi adalah arti pengetahuan, terjadinya pengetahuan, jenis-jenis pengetahuan dan asal-usul pengetahuan. Epistemologi adalah pembahasan mengenai metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan. Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana proses yang memungkinkan diperolehnya suatu pengetahuan? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Lalu benar itu sendiri apa? Kriterianya apa saja?
*      Apakah mengetahui itu?
Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang dapat diperolehnya dengan melalui beberapa sumber. Ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain: (1). Empirisme, menurut aliran ini manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman (empereikos= pengalaman), dalam hal ini harus ada 3 hal, yaitu yang mengetahui (subjek), yang diketahui (objek) dan cara mengetahui (pengalaman). (2). Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa akal (reason) merupakan dasar kepastian dan kebenaran pengetahuan, walaupun belum didukung oleh fakta empiris. (3). Intuisi. Dengan intuisi, manusia memperoleh pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui proses pernalaran tertentu. Henry Bergson menganggap intuisi merupakanhasil dari evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi bersifat personal. (4). Wahyu adalah pengetahuan yang bersumber dari Tuhan melalui hambanya yang terpilih untuk menyampaikannya (Nabi dan Rasul). Melalui wahyu atau agama, manusia diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik yang terjangkau ataupun  tidak terjangkau oleh manusia. (5). Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Kita menerima suatu pengetahuan itu benar, bukan karena telah menceknya di luar diri kita, melainkan telah dijamin oleh otoritas ( suatu sumber yang berwibawa, memiliki wewenang, berhak) di lapangan. Dengan beberapa sumber pengetahuan kita bisa mengetahui segala sesuatu.
*      Apakah yang merupakan asal-usul pengetahuan itu?
Asal-usul pengetahuan  termasuk hal yang sangat penting dalam epistemologi. Untuk mendapatkan bagaimana pengetahuan itu muncul (berasal) bisa dilihat dari aliran-aliran dalam pengetahuan dan bisa dengan cara metode ilmiah, serta dari sarana diberfikir ilmiah. Dari mana pengetahuan itu berasal dan apa yg diyakini sebagai kebenaran bisa dilihat dari aliran dalam pengetahuan.  Dari aliran ini tampak jelas bagaimana pengatahuan itu berasal. Aliran itu yakni :
Ø  Rasionalisme. Sumber pengetahuan yang mencukupi dan dapat dipercaya adalah rasio (akal).
Ø  Empirisme. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan, baik pengalaman batiniah maupun yang lahiriah.
Ø  Kritisme. Paham yang mengutamakan kegiatan non-taklid buta terhadap segala hal.
Ø  Positivisme. Segala ilmu pengetahuan adalah mengetahui untuk dapat melihat ke masa depan.
Ø  Metode Ilmiah. Metode ilmiah yg bersifat umum dibagi dua, yaitu metode analitiko-sintesis dan metode non-deduksi. Metode analitiko-sintesis merupakan gabungan dari metode analisis dan metode sintesis. Metodenon-deduksi merupakan gabungan dari metode deduksi dan induksi.
Ø  Metode Penyelidikan Ilmiah. Metode ini terbagi menjadi dua, yaitu metode penyelidikan yang berbentuk daur atau metode siklus empiris dan metode vertical atau yang berbentuk garis lempeng atau metode linier.
Ø  Sarana Berfikir Ilmiah. Dalam penelaahan bahasa pada umumnya dibedakan antara bahasa alami dan bahasa buatan. Bahasa alami, ialah bahasa sehari-hari yang biasa digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang tumbuh atas dasar pengaruh alam sekelilingnya.Bahasa alami dibedakan atas dua macam, yakni bahasa isyarat dan bahasa biasa. Bahasa buatan, ialah bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan  pertimbangan akal pikiran untuk maksud tertentu. Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan emosi, sedangkan aliran sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan masyarakat. Secara umum bahasa memiliki tiga fungsi pokok, yaitu fungsi ekspresif atau emotif, fungsi afektif atau praktis, dan fungsi simbolik dan logik.
*      Bagaimana Cara Kita Mengetahui Apabila Kita Mempunyai Pengetahuan?
Pengetahuan adalah suatu istilah yg digunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang  sesuatu. Jadi, pengetahuan adalah hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada dalam pikiran manusia, tanpa pikiran pengetahuan tidak bisa eksis. Jadi keterkaitan antara pengetahuan dengan pikiran merupakan sesuatu yang kodrati. Menurut Bahm kita bisa mengetahui kalau kita mempunyai pengetahuan dengan beberapa cara yaitu.
Ø  Mengamati (observes). Pikiran berperan dalam mengamati obyek-obyek.
Ø  Menyelidiki (inquires). Dalam penyelidikan minatlah yang membimbing seseorang secara alamiah untuk terlibat kedalam pemahaman pada obyek-obyek.
Ø  Percaya (believes). Sikap menerima sesuatu yang menampak sebagai pengertian yang memadai setelah keraguan, dinamakan kepercayaan.
Ø  Hasrat (desires). Hasrat muncul dari kebutuhan jasmani (nahfsu makan, minum, istirahat, tidur) hasrat diri (keinginan pada obyek, kesenangan).
Ø  Maksud (intends). Kendatipun memiliki maksud ketika akan mengopservasi, menyelidiki, mempercayai, dan berhasrat.
Ø  Mengatur (organizes). Setiap pikiran adalah suatu organisme yang teratur dalam diri seseorang.
Ø  Menyesuaikan (adaps). Menyesuaikan pikiran sekaligus melakukan pembatasan-pembatasan yang dibebankan pada pikiran melalui kondisi keberadaan.
Ø  Menikmati  (enjoys). pikiran-pikiran tentang pengetahuan mendatangkan keasyikan.
*      Bagaimana Cara Kita Membedakan Antara Pengatahuan Dengan Pendapat?
Pengetahuan adalah suatu istilah yg digunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal tentang  sesuatu. Sesuatu yang menjadi pengetahuanya adalah yang terdiri dari unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya. Maka pengetahuan selalu menuntut adanya subyek yang mempunyai kesadaran untuk ingin mengetahui tentang sesuatu dan objek sebagai hal yang ingin diketahuinya. Jadi pengetahuan adalah hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Semua pengetahuan hanya dikenal dan ada dalam pikiran manusia, tanpa pikiran pengetahuan tidak bisa eksis. Jadi keterkaitan antara pengetahuan dengan pikiran merupakan sesuatu yang kodrati. Sedangkan Pendapat merupakan pernyataan yang keluarkan oleh seseorang secara pribadi yang telah didukung oleh teori dan fakta yang telah dibuktikan secara rasional berkenaan dengan pengkajian konsep dan pengandaian-pengandaian tapi belum dibakukan.
*      Apakah Yang Merupakan Bentuk/Corak Pengetahuan Itu?
Menurut Soejono Soemargono (1983), ada 2 jenis pengetahuan, antara lain : (1). Pengetahuan non-ilmiah, yaitu Segenap hasil pemahaman manusia atas atau mengenai obyek tertentu yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. (2). Pengetahuan ilmiah, yaitu senenap hasil pemahaman manusia yang diperoleh dengan mengunakan metode ilmiah. Menurut Plato dan Aristoteles. Plato membagi pengetahuan menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan berdasarkan karakteristik objeknya, yaitu :
Ø  Pengetahuan khayalan (eikasia). Pengetahuan yang obyeknya berupa bayangan atau gambaran.
Ø  Pengetahuan pistis (pistis). Pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai secara langsung.
Ø  Pengetahuan matematik (dianoya). Tingkatan yang ada di dalamnya sesuatu yang tidak hanya terletak pada fakta atau obyek yang tampak, tetapi juga terletak pada bagaimna cara berfikirnya.
Ø  Pengetahuan filsafat (noesis). Berfikir tanpa mengunakan pertolongan gambar, diagram melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak.
*      Bagaimana Manusia Dapat Mengetahui Sesuatu?
Masalah terjadinya pengetahuan adalah masalah yang amat penting. Alat untuk mengetahui pengetahuan ada 6 yaitu :
Ø  Pengalaman indra (sense experience). Pengalaman indra merupakan sumber pengetahuan yang berupa alat-alat untuk menangkap obyek dari luar diri manusia melalui kekuatan indra.
Ø  Nalar (reason). Salah satu corak berfikir dengan menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapat pengetahuan baru.
Ø  Otoritas (authority). Kekuasaan yang syah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya.
Ø  Intuisi (intuition). Kemampuan yang ada pada diri manusia yang berupa proses kejiwaan dengan tanpa suatu rangsangan untuk membuat peryataan yang berupa pengetahuan.
Ø  Wahyu (revelation). Wahyu merupakan salah satu sumber pengetahuan karena kita mengenal sesuatu dengan melalui kepercayaan kita.
Ø  Keyakinan (faith). Kemampuan yang ada pada diri manusia yang diperoleh melalui kepercayaan.
*      Bagaimana Pengetahuan Itu Dapat Diperoleh?
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang ilmu pengetahuan. Ilmu dapat kita peroleh dengan beberapa cara di antaranya
Ø  Prasangka. Adalah suatu kemungkinan atau dugaan terhadap sesuatu yang belum tentu benar.
Ø  Intuisi. Adalah suatu pendapat yang tiba-tiba muncul tanpa dipikir secara logis dan analisis.
Ø  Trial and error. Adalah coba-coba, untung-untungan yang hasilnya belum tentu benar.
Menurut Charles Price ada 4 macam cara memperoleh pengetahuan diantaranya (1). Percaya. Seseorang akan mendapat pengetahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar. (2). Wibawa. Sesuatu akan dianggap benar, apabila seseorang yang berwibawa mengatakan benar. (3). Apriori. Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengatahui (melihat, mendengar, menyelidiki) keadaan tertentu. (4). Metode ilmiah, sesuatu dianggap ilmiah apabila memiliki patokan yang merupakan rambu-rambu untuk menentukan benar atau salah. Ada dua pokok untuuk memperoleh pengetahuan yaitu (a). Empiris, yaitu pengetahuan yang disusun berdasarkan peda pengalaman, paham yang dikembangkan disebut empiris. Bagi kaum rasionalis berpendapat pengetahuan manusia diperoleh melalui penalaran rasional yang abstrak, namun diperoleh melalui pengalaman yang konkrit. (b). Rasionalisme, yaitu suatu cara yang didasarkan pada suatu rasio. Pandangannya menyatakan rasio merupakan rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada kebenaran dan dapat memberi petunjuk dalam segala jalan pikiran.
*      Bagaimana Validitas Pengetahuan Itu Dapat Dinilai?
Salah satu konsep mendasar tentang filsafat ilmu adalah empirisme atau ketergantungan pada bukti. Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari pengalaman yang kita alami selama hidup kita. Disini, pernyataan ilmiah bererti harus berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman. Hipotesa ilmiah dikembangkan dan diuji, dengan metode empiris dengan berbagai pengamatan dan eksperimentasi. Setelah pengamatan dan eksperimentasi ini dapat selalu diulang dan mendapatkan hasil yang konsisten, hasil ini dapat dianggap sebagai bukti yang dapat digunakan untuk mengembangkan teori-teori yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam.
Falsifiabilitas, merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membedakan antara ilmu dan bukan ilmu. Prinsip dasar dari konsep ini adalah, sebuah pernyataan ilmiah harus memiliki metode yang jelas yang dapat digunakan untuk membantah atau menguji teori tersebut. Misalkan dengan mendefinisikan kejadian atau fenomena apa yang tidak mungkin terjadi jika pernyataan ilmiah tersebut memang benar.


Minggu, 06 Oktober 2013

PERBEDAAN GAYA BELAJAR AUDITIF, VISUAL, & KINESTESIK
 
Setiap orang memiliki cara dan metode belajarnya sendiri. Ada yang lebih senang belajar sendiri, belajar kelompok, belajar dengan melihat, mendengar, atau mengerjakan sesuatu agar sesuatu yang ia pelajari dapat diingat dan dipahami dengan baik. Untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam diri kita. Tentu ada baiknya kita terlebih dahulu mengerti dan mengetahui bagaimana sebenarnya tipe belajar kita.  Pengetahuan tentang tipe gaya belajar yang paling pas buat kita, akan membuat kita mampu menyerap materi-materi yang kita pelajari dengan efektif dan efisien. Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti bila memang kita merasa cocok dengan gaya itu.

11.    Gaya Belajar Auditif ( Auditory Learners)

Gaya belajar auditif adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran. Kedua, memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung. Ketiga, memiliki kesulitan menulis ataupun membaca. Merekam penjelasan guru/penceramah untuk didengarkan kembali, melakukan wawancara atau diskusi adalah cara belajar yang tepat untuk tipe ini.
Siswa yang bertipe auditif mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga, untuk itu guru sebaiknya memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditif dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakana. Anak auditif dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditif laiinnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi siswa auditif mendengarkannya. Anak-anak seperti ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset.

22.    Gaya Belajar Visual (Visual Learners)

Jika anda senantiasa membutuhkan visualisasi tentang sesuatu yang tengah anda pelajari, misalnya dengan menggunakan slide, gambar, bagan, tabel, dan sebagainya, kemungkinan besar anda memiliki gaya belajar visual. Gaya belajar seperti ini menjelaskan bahwa kita harus melihat bukti terlebih dahulu, baru bisa meyakininya. Orang yang memiliki gaya belajar seperti ini biasanya memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna dan juga peka terhadap segala sesuatu yang artistik.
Dalam hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak/dititikberatkan pada peragaan/media, ajak mereka ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Di dalam kelas anak visual lebih suka mencatat sampai detail-detailnya untuk mendapatkan informasi.
Jika anda memiliki tipe belajar seperti ini, jangan segan-segan untuk membeli berbagai peralatan belajar yang menekankan pada visualisasi, seperti VCD, poster-poster, stiker, dan sebagainya. Ini akan sangat membantu anda dalam memahami berbagai permasalahan yang ingin anda ketahui.

33.  Gaya Belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners)

Orang yang memiliki gaya belajar semacam ini, harus menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Orang dengan tipe belajar seperti ini memiliki berbagai karakter, pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama. Kedua, hanya dengan memegang ia bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjalasannya. Ketiga, mereka adalah orang yang tidak bisa/tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Oleh karenanya, keempat, mereka bisa merasa belajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Kelima, orang-orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Belajar dengan praktek langsung di laboratorium, observasi langsung dilapangan juga penggunaan komputer akan membantu proses belajar tipe ini.